Sabtu, 25 Agustus 2018

Kaca Mata Pintar


Kacamata Pintar eSight Bisa Mengembalikan Penglihatan Penderita Kebutaan

Kacamata pintar eSight.
Saat ini ada 250 juta orang di dunia yang tidak mendapatkan berkah penglihatan normal. Angkanya memang menurun drastis dibanding tahun 90-an, tetapi kini mayoritas populasi penderita terkonsentrasi di negara-negara berkembang. Hal tersebut memberikan dampak ekonomi di wilayah itu: para penderita tidak bisa bekerja optimal dan sulit bagi mereka buat mendapatkan pengobatan karena biaya.

Satu tim inovator ingin memberikan solusi terhadap problem tersebut. Di CES 2018 kemarin, mereka memamerkan ujung tombak dari kampanye ‘menghapuskan kebutaan di tahun 2020’, yaitu sebuah perangkat unik bernama eSight. eSight adalah wearable device yang memungkinkan penderita gangguan visual untuk bisa melihat normal kembali. Solusi tersebut praktis, ‘hands-free’, dan sama sekali tidak memerlukan operasi.
eSight 1
eSight merupakan visor berpenampilan seperti versi kecil PlayStation VR. Seperti smart glassesatau head-mounted display, ia didesain untuk dikenakan di kepala. Jika dibutuhkan, produsen juga bisa membubuhkan lensa di bagian dalam. Sebuah kamera berkecepatan tinggi di luar bertugas ‘melihat’ dunia di sekitar sang pengguna, lalu gambar tersebut diproyeksikan ke sepasang layar OLED.
eSight 3
Kacamata pintar ini dibekali software khusus yang berfungsi untuk mempertajam dan membersihkan gambar-gambar. Para developer-nya berjanji tidak akan ada lag/keterlambatan antara image yang dilihat kamera dengan output di layar, lalu hasilnya pun tidak terlihat seperti gambar digital. Lalu karena bagian visor bisa dinaik-turunkan (dinamai sistem Bioptic Tilt), kita tidak kehilangan kemampuan melihat keadaan di sekitar.
eSight 4
eSight turut dilengkapi unit kendali terpisah, memungkinkan Anda menyesuaikan posisi visor serta mengaktifkan fitur zoom. Di sana bahkan tersedia port HDMI untuk menyambungkan perangkat ini ke unit player. Berkat kapabilitas ini, pengguna bisa menikmati serial TV atau film seperti saat mengaksesnya dari headset virtual reality.
Device ini memperkenankan para penderita gangguan penglihatan buat beraktivitas sehari-hari, melakukan kegiatan edukasi (mengikuti kelas di sekolah hingga kuliah), hingga bekerja secara normal. Dan berbeda dari perangkat wearable immersive sejenis, absennya latency memastikan sang user tidak merasa mual ketika mengenakannya serta tidak menyebabkan masalah ketidakseimbangan saat berjalan.
Kendala terbesar bagi tim eSight buat menghilangkan kebutaan adalah ongkos produksi yang sangat mahal. Untuk memiliki satu unit kacamata pintar ini, Anda harus mengeluarkan uang sebesar US$ 10 ribu. Itulah alasannya mereka melangsungkan program Make Blindness History by 2020. Di sana, Anda bisa berpartisipasi demi membantu sejumlah individu yang di-highlight oleh eSight.

Kamis, 02 Agustus 2018

Pengembangan Robot Cerdas

Pengembangan Robot Cerdas


Salah satu fungsi robot cerdas adalah untuk membuat pekerjaan tertentu menjadi lebih manusiawi.
Care-O-bot II, robot pembantu bagi penyandang cacat
Care-O-bot II, robot pembantu bagi penyandang cacat
Sejak beberapa dekade terakhir ini, peran robot dalam industri maupun kehidupan sehari-hari semakin meningkat. Hampir tidak ada cabang industri teknologi tinggi yang tidak dibantu robot. Dalam kehidupan sehari-hari, berbagai bentuk robot diciptakan untuk membantu atau memudahkan aktivitas manusia. Tapi robot-robot yang dimaksud jangan dibayangkan bentuknya seperti robot dalam film. Banyak robot industrial yang bentuknya hanya seperti lengan mekanis. Atau robot rumah tangga untuk membersihkan lantai, yang bentuknya hanya seperti cakram.
Robot Menggusur Tenaga Kerja Manusia?
Semakin canggih dan berbahaya pekerjaan di sebuah industri, pemanfaatan alat bantu robot makin tidak dapat dihindarkan. Misalnya saja robot pengelas di industri mobil, robot untuk mencari dan memusnahkan ranjau, robot di perusahaan pertambangan bawah tanah atau pengeboran minyak, serta robot yang bekerja menangani bahan kimia beracun dan berbahaya. Para ilmuwan bidang teknologi robotik menyebutkan, berbagai robot cerdas diciptakan untuk membuat pekerjaan tertentu menjadi lebih manusiawi.
Kedengarannya ironis. Di satu sisi penggunaan robot akan mendesak lapangan kerja bagi manusia. Di sisi lainnya, ternyata pemanfaatan robot memang membuat pekerjaan menjadi lebih manusiawi. Misalnya saja di pabrik mobil. Sejak beberapa dekade terakhir, semakin banyak robot pengelas digunakan untuk menggantikan manusia. Seperti diungkapkan Hubert Grosser, kepala bagian Humas Institut Fraunhofer untuk teknik produksi dan otomatisasi di Stuttgart, pekerjaan mengelas body mobil tergolong pekerjaan tidak manusiawi. Teknisi hanya bekerja secara monoton dan rutin, mengelas bagian-bagian body, menjadi body mobil utuh. Begitu setiap hari, selama bertahun-tahun.
Robot Yang dapat Bekerja Sama dengan Manusia
Tentu saja sesuai perkembangan teknologi, semakin banyak robot yang cerdas dikembangkan. Dalam hal ini teknologi kecerdasan buatan memainkan peranan menentukan.
Grosser: Sebetulnya robot-robot semacam itu merupakan sebuah sistem yang amat rumit, dan dikendalikan oleh perangkat pengolah data berupa mosaik. Tentu saja kami tidak perlu bersusah payah menemukan sendiri sistem kecerdasan buatan ini. Melainkan melihat apa yang ada di pasaran atau apa yang dibuat di Institut Fraunhofer lainnya. Kami memasang otak robot ini, yang kami kembangkan lagi untuk meningkatkan kemampuannya.“
Misalnya saja, Insitut Fraunhofer untuk teknik produksi dan otomatisasi-IPA di Stuttgart, antara lain mengembangkan robot cerdas yang dapat mengenali keberadaan manusia di dekatnya. Selama ini, robot-robot untuk kepentingan industri lazimnya dirancang untuk bekerja secara otomatis dan tidak peduli situasi di sekitarnya. Manusia yang mendekat, terancam bahaya maut, karena robot-robot berkekuatan besar semacam itu, tidak diprogram untuk mengenalinya.
Grosse: “Bentuk kerja samanya adalah robot dapat mengenali jika ada manusia di dekatnya. Di mana posisi manusia itu? Seberapa cepat manusia mendekat ke wilayah kerja? Robot mengetahui bagaimana harus bereaksi. Apakah memperlambat gerakannya atau sama sekali berhenti? Jika manusia sudah meninggalkan wilayah kerjanya, robot secara otomatis melakukan kembali pekerjaannya.“
Meniru Proses Alam
Seiring dengan kemajuan teknologi, tantangan untuk mengembangkan robot-robot cerdas juga semakin meningkat. Bukan hanya di bidang industri, akan tetapi juga dalam sektor jasa dan kehidupan sehari-hari dibutuhkan semakin banyak robot cerdas. Institut Fraunhofer untuk teknik produksi dan otomatisasi-IPA di Stuttgart terus melakukan penelitian untuk meningkatkan kehandalan robot-robot tersebut. Dengan perkembangan pesat di bidang teknologi informatik dan sensorik, efisiensi robot meningkat dan harganya dapat ditekan.
Yang tidak boleh dilupakan, robot dibuat sebagai perkakas untuk membantu pekerjaan manusia. Artinya, banyak pendekatan dalam penelitian robotik, merupakan penggabungan dari fungsi biologi dan teknik yang disebut cabang teknologi bionik. Seberapa besar peranan bionik ini, diungkapkan oleh Grosser.
Grosser: Bionik bagi kami merupakan tema yang amat penting. Kami yakin, dari alam kita dapat mencontoh banyak hal. Juga alam telah mengoptimalkan proses-proses tertentu. Jadi kami dapat meniru prosesnya dari alam dan menerapkannya dalam praktek industri.“
Secur-O-Bot
Sebagai contoh konkret, Institut Fraunhofer IPA terus mengembangkan robot pengaman yang disebut Secur-O-Bot. Wilayah kerja dari Secur-O-Bot amat luas dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Perangkatnya berupa robot yang dapat bergerak untuk melakukan patroli secara otomatis, mengenali bahaya, melakukan identifikasi personal, melontarkan tanda bahaya secara otomatis serta mendokumentasikan hasil pengukuran tertentu. Robot ini dapat dimanfaatkan untuk bermacam tujuan, dengan memasang perangkat yang disesuaikan dengan fungsinya.
Pembantu Penderita Cacat
Robot lain yang dikembangkan misalnya robot cerdas untuk membantu orang cacat. Robot semacam ini dilengkapi perangkat interaktiv yang memungkinkan komunikasi antara robot dengan pemakainya. Prototipe yang dikembangkan, yang disebut Care-O-Bot, mampu mengenali, apakah pemakainya dalam kondisi normal atau perlu bantuan. Misalnya saja jika pemakainya tiba-tiba tidak sadarkan diri. Robot akan menganalisis kondisi majikannya, memanggilnya berkali-kali dan jika dalam batasan waktu tertentu tidak ada reaksi, secara otomatis robot akan menelpon ambulans, dokter atau polisi.
Transisi Kerja
Proyek pengembangan robotik, pada gilirannya juga akan menciptakan lapangan kerja baru. Menurut Hubert Grosser, robot-robot cerdas mendorong transisi kerja, dari padat karya menjadi padat teknologi. Pekerja yang melakukan tugas rutin selama bertahun-tahun akan dipacu menjadi pekerja yang lebih banyak menggunakan otaknya. Alih profesi menjadi hal yang tidak terelakan. Misalnya dari tenaga montir yang bertahun-tahun hanya mengencangkan sekrup, menjadi tenaga ahli perawatan robot atau pakar pemrogram otak robot. Trend juga menunjukkan, suatu waktu nanti, negara-negara dengan pekerja murah akan memasuki fase jenuh dan ongkos produksi naik sampai tahapan negara maju. Artinya, terus diperlukan robot-robot cerdas untuk mempertahankan pekerjaan teknologi tinggi yang akan tetap mampu bersaing di pasar.

Acer Luncurkan Laptop Bertenaga Ryzen Pertama di Indonesia


Acer Luncurkan Laptop Bertenaga Ryzen Pertama di Indonesia


Acer Swift 3


“Prosesor AMD Ryzen Mobile menjadi prosesor tercepat dan terbaik di dunia untuk perangkat laptop. Kami berhasil menghadirkan kemampuan prosesor terbaik untuk PC desktop ke dalam versi laptopnya. Ryzen mobile kita menargetkan di pasar 2 in 1, ultrathin, dan gaming,” kata Indonesia AMD Consumer BDM Armawati Chen. Pabrikan asal Taiwan, Acer, telah melepas laptop tipis atau ultrabook seri Swift 3 yang dtenagai oleh prosesor AMD Ryzen mobile. Kelebihan prosesor ini adalah kinerjanya yang tinggi dan telah terintegrasi dengan grafis mumpuni dari AMD Radeon Vega. Acer Swift 3 sendiri tampil dengan desain yang tipis dan menarik. Acer Swift 3 ini hadir dengan dukungan layar berukuran 15,6 inci yang mengusung resolusi full HD 1920 x 1080 piksel yang siap memuaskan pengguna untuk emnikmati konten multimedia maupun gaming. Tak hanya itu, Acer membekali Swift 3 dengan baterai yang tahan lama, yakni hingga 10 jam untuk penggunaan normal. Ada dua varian laptop Acer Swift 3, varian tertinggi ditenagai oleh prosesor AMD Ryzen Mobile 2700U beroperasi pada clock speed 2.2 GHz, Turbo 3.8 GHz, integrasi GPU Vega 10 (640 stream processor) clock speed 1300 MHz yang ditandemkan dengan memori RAM sebesar 8GB DDR4. Sedangkan Acer Swift 3 varian yang lebih murah ditenagai oleh prosesor AMD Ryzen Mobile 2500U bekerja pada clock speed 2.0 GHz dan Turbo 3.6 GHz, integrasi GPU Vega 8 (512 stream processor) dan clock speed 1100 MHz yang ditandemkan dengan memori RAM sebesar 8GB DDR4. Keduanya didukung hard disk berkapasitas 1TB untuk menampung data. Tak hanya itu, kedua laptop Acer Swift 3 bertenaga AMD Ryzen ini menggunakan sistem operasi Linux. Harga Acer Swift 3 ini cukup masuk akal, yakni mulai Rp 9,6 juta.


Selengkapnya: https://www.beritateknologi.com/acer-luncurkan-laptop-bertenaga-ryzen-pertama-di-indonesia/

Kaca Mata Pintar

Kacamata Pintar eSight Bisa Mengembalikan Penglihatan Penderita Kebutaan Saat ini ada 250 juta orang di dunia yang tidak mendapat...